Bait Allah Yerusalem

Markus 13:1-13

Bait Allah Yerusalem di zaman Yesus adalah Bait Allah yang dibangun oleh Herodes Agung selama 50 tahun. Berukuran 45 meter lebar dan tingginya serta dikelilingi tembok sepanjang 185 meter. Dindingnya yang dari pualam putih dilapisi emas, sehingga bercahaya menyilaukan ketika terkena sinar matahari. Ketika Yesus dan murid-murid selesai berdoa di Bait Allah Yerusalem, murid-murid kagum dengan kemegahan Bait Allah itu.

Bait Allah itu adalah kebanggaan orang Yahudi di masa itu. Itu adalah tempat Allah bersemayam, dan tempat mereka datang untuk bersekutu, beribadah kepada Allah mereka. Mendengar kekaguman mereka, Yesus menyampaikan sesuatu yang mengejutkan, bahwa gedung yang hebat itu akan diruntuhkan, rata dengan tanah.

Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas, murid-murid yang cukup dekat dengan Yesus, menjadi penasaran dan menanyakan lebih jauh, kapan dan apakah tanda-tanda yang menyertai kebinasaan yang akan terjadi itu. Tanda-tanda yang diberitahukan Yesus adalah munculnya banyak penyesatan, peperangan, dan gempa bumi, namun itu barulah permulaannya.

Ketika membicarakan tentang kesudahan zaman, tentang ramalan kebinasaan, banyak orang menjadi sangat tertarik. Akan tetapi, dari firman ini ada satu hal yang penting direnungkan oleh kita di negeri yang mengaku agamis ini. Semua kemewahan fisik/materi akan binasa pada saatnya. Tuhan yang maha kuasa tidak bersemayam di gedung-gedung seperti itu. Dia ada di hati setiap umat-Nya yang berseru kepada-Nya. Pintu masuk kepada-Nya adalah kasih karunia-Nya, dan bukan yang lain.

Bertahan Sampai Akhir

Melanjutkan pembicaraan tentang kebinasaan Bait Allah Yerusalem, Yesus berbicara tentang masa kesukaran yang akan dialami oleh murid-murid. Murid-murid akan mengalami aniaya dari para pemuka agama Yahudi, namun Injil akan diberitakan kepada semua bangsa. Manusia akan menjadi semakin jahat terhadap sesamanya, kemerosotan moral merajalela, dan murid-murid Yesus akan disalahpahami, dibenci, dan dianiaya karena nama Yesus.

Apa yang disampaikan Yesus ini memang terjadi dalam sejarah. Setelah hari Pentakosta, ketika murid-murid dengan pimpinan Roh Kudus memberitakan Injil dengan berani, para pemuka agama Yahudi menghambat mereka dengan kekerasan. Mereka dicap sebagai aliran sesat, diburu, dan ditangkapi. Akan tetapi, Injil yang mereka beritakan malah tersebar kepada bangsa-bangsa selain bangsa Israel.

Hari ini Injil telah diberitakan dengan begitu luas. Alkitab menjadi buku yang paling laris dibaca di muka bumi ini dan agama Kristen menjadi agama dengan penganut terbesar di dunia. Akan tetapi, apakah berarti tugas murid-murid sudah selesai? Tidak sama sekali.

Sebagai murid-murid Yesus di zaman ini, tugas memberitakan Injil adalah bagian kita, dan karena itu tantangan, kesukaran, dan aniaya, juga adalah bagian kita. Namun jangan takut, Tuhan menyertai kita sama seperti Dia menyertai para pendahulu kita.

Saksikan Khotbahnya di Youtube