Yeremia 29:11-14
Hidup apa adanya di hadapan Tuhan seharusnya bukan sesuatu yang terlalu sulit untuk dilakukan, namun kenyataannya tidak banyak yang bisa melakukannya dengan mudah. Merenungkan tentang hal ini, yang pertama-tama kita harus sadari adalah siapa diri kita dan siapa Tuhan. Yohanes pernah mengingatkan kita. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes?1:8-9).
Menyadari siapa diri kita dan siapa Tuhan adalah menyadari bahwa kita manusia berdosa yang membutuhkan kemurahan hati Tuhan. Kita tidak ingin binasa selama-lamanya. Keberadaan kita yang berdosa bukanlah untuk ditutup-tutupi dengan pencitraan atau kemunafikan.
Sebaliknya, keberadaan kita yang demikian justru harusnya membuat kita merendahkan diri dan datang dengan tersungkur di hadapan Tuhan. Karena seandainya kita tidak melakukan hal itu, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Dia. Tuhan tetap akan mengetahui keberadaan kita yang berdosa itu.
Kemudian, yang seringkali membuat kita susah tampil apa adanya di hadapan Tuhan adalah ketakutan akan penghakiman Tuhan atas kita. Kita takut jika kita mengakui dosa kita, kita akan dipermalukan, dihajar, atau dihukum dengan berat.
Dosa ada konsekuensinya
Setiap dosa memang ada konsekuensinya, namun setiap orang yang mengakui dosanya, diampuni dan disucikan. Seperti si bungsu durhaka, dalam perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:11-32), yang kembali kepada ayahnya diampuni dan dipulihkan, seperti itulah Bapa di surga akan menyambut kita yang kembali kepada-Nya.
Satu jaminan yang lain yang diberikan Tuhan adalah firman Tuhan ini: For I know the thoughts that I think toward you, says the LORD, thoughts of peace and not of evil, to give you a future and a hope. (Yeremia 29:11 NKJ). Ketika Tuhan berpikir tentang kita, pikirannya adalah damai sejahtera dan bukan kejahatan, pikirannya tentang kita adalah masa depan dan pengharapan.
Menyadari bahwa kita memiliki Tuhan yang maha kuasa dan maha kasih, dan yang adalah Bapa yang sempurna ini, setidaknya bisa memberikan keyakinan kepada kita untuk datang kepada-Nya dengan apa adanya, Just as I am, without one plea. Mari datanglah, Dia menantikan Anda, sekarang. Datang dan hidup apa adanya di hadapan-Nya!