Markus 5:21-43
Jangan takut, percaya saja! Kita akrab dengan kalimat penyemangat ini. Ketakutan adalah emosi manusia yang sangat lahirilah. Manusia menjadi takut ketika merasakan ada ancaman.
Para peneliti menyebutkan ada tiga ketakutan mendasar bagi manusia, ketakutan akan kematian (fear of death), ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui (fear of the unknown), dan ketakutan akan sesuatu yang tidak pasti/tidak dapat dikendalikan (fear of the uncertain/unpredictable).
Jangan Takut, Percaya Saja! Hidup manusia sangat dipengaruhi kalau tidak mau dikatakan digerakkan oleh tiga ketakutan mendasar ini. Ketakutan akan kematian membuat manusia berusaha untuk berdamai dengan kematian atau “kuasa” yang menyebabkan kematian. Banyak mitos, kepercayaan, dan agama yang lahir dari ketakutan ini.
Yang kedua mencakup ketakutan akan hari esok, masa depan yang tidak diketahui, dan ketakutan akan hal-hal baru yang masih merupakan misteri. Ketakutan yang seperti ini juga menjadi perenggut kebahagiaan yang paling besar karena memberi hidup yang penuh kecemasan dan kekuatiran.
Yang terakhir, ketakutan yang membuat manusia jatuh dalam obsesi untuk mengendalikan segala sesuatu dan semua orang. Manusia yang takut akan sesuatu yang tidak terduga berusaha dengan segala cara untuk mengendalikan hidup ini, dan inipun sesuatu yang sia-sia dan menyengsarakan.
Betapa Pentingnya Berserah dan Percaya
Dalam kisah Markus ini, Yesus menegaskan kepada kita betapa pentingnya berserah kepada-Nya dan percaya. Seorang perempuan yang menderita pendarahan 12 tahun seketika menjadi sembuh karena dia menyerahkan nasibnya pada jubah Yesus yang dijamahnya. Orang banyak tidak bisa paham apa yang dipercayai perempuan ini, karena itu menabrak logika manusia. Akan tetapi, kepercayaannya memberikan bukan hanya kesembuhan tetapi juga keselamatan baginya.
Demikian juga dengan Yairus, sang kepala sinagog. Anaknya yang sakit keras diberitakan sudah mati ketika Yesus masih dalam perjalanan ke rumahnya. Keluarganya mengatakan tidak ada gunanya lagi membawa Yesus, bahkan mereka menertawakan Yesus yang datang untuk mendoakan anak kecil itu. Akan tetapi, kuasa Allah tidak dapat dihentikan oleh kata-kata manusia, entah itu cemoohan, cibiran, ataupun tertawaan, karena kuasa Allah berkuasa membangkitkan yang sudah mati sekalipun.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak persoalan yang bisa membuat kita takut, bahkan takut setengah mati. Akan tetapi, orang benar hidup oleh iman, dan orang percaya mengandalkan Tuhan bukan manusia (Yer 17:5-6). Ketika persoalan-persoalan hidup datang menghantam bertubi-tubi, ketika semua pintu yang logis sepertinya sudah tertutup rapat, berpalinglah kepada Yesus yang kita percaya.
Berserulah kepada-Nya karena percaya kepada-Nya, dan lihat tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! Jadi, mari datang kepada-Nya sekali lagi, harapan itu masih ada. Mari berdoa karena percaya. Aku berserah! Haleluya!