Roma 11 : 17 – 36
kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati (Roma 11:24)
Ingatlah kasih karunia. Allah, Bapa yang sempurna, menantikan kita datang dengan apa adanya kepada-Nya. Bapa yang sempurna itu, mengasihi kita dan rancangan-Nya tentang kita adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh pengharapan. Memiliki Allah yang demikian, bagaimanakah kita menjalankan hidup kita setiap hari di bumi yang fana ini?
Allah mengasihi kita dengan sedemikian dahsyat. Kasih karunia-Nya ada untuk kita tanpa peduli keadaan kita seperti apa. Akan tetapi, ada orang-orang yang kemudian mencemaskan bahwa orang akan menjadi sesuka hati dalam menjalankan hidupnya. Toh Allah mengasihi kita, jadi bebas melakukan apa saja yang kita inginkan.
Kecemasan ini memang masuk akal, namun jika kita sungguh-sungguh merenungkan kemurahan hati Allah yang terwujud dalam kasih karunia-Nya bagi kita, kita akan melihat bahwa kita yang menyambut kasih karunia Allah tidak akan hidup seperti itu.
Selalu Sadar Siapa Kita Di Hadapan Allah
Paulus mengingatkan kepada kita melalui suratnya kepada jemaat di Roma, untuk selalu sadar siapa kita di hadapan Allah. Kita bisa hidup seperti saat ini, dalam kasih karunia, adalah karena kemurahan hati Allah. Allah mencangkokkan kita, pohon zaitun liar, kepada pohon zaitun sejati. Oleh karena itu, kita harus menjalankan hidup kita dengan rasa syukur dan respek kepada Allah yang telah memberi kemurahan hati-Nya bagi kita. Kita tidak boleh menjadi sombong. Malah kita harus takut, karena apa yang kita punya sekarang ini adalah seratus persen kemurahan hati Allah.
Dengan demikian, setiap orang yang menyadari kemurahan hati Allah ini akan menjalankan hidupnya dengan menaati kehendak Allah, yang dipelajari melalui firman-Nya. Setiap orang yang demikian, akan memiliki persekutuan pribadi yang intim setiap saat dengan Allah. Dia akan hidup sesuai dengan tujuan Allah bagi dirinya.
Seperti yang ditulis Paulus dalam Efesus 2:8-10. Kasih karunia yang kita terima tidak membuat kita menjadi egois dan mementingkan diri sendiri, malah akan membuat kita tahu bersyukur, rendah hati, dan siap memberi hidup kita untuk melayani Tuhan dan mengasihi sesama. Di dalam kasih karunia, setiap kita diberikan pekerjaan baik untuk kita kerjakan. Mari ingatlah kasih karunia, dan kerjakan bagian kita dengan tekun dan setia!