The Golden Rule (Matius 7:12-14)

sermon on the mountain

The Golden Rule atau “Pengajaran Emas” adalah ajaran Yesus yang begitu sederhana namun sangat menantang. Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12-14)

The Golden Rule yang Yesus ajarkan ini begitu sederhananya namun kita bisa melihat betapa itu rasanya hampir mustahil untuk dapat dilaksanakan. Itu adalah “Peraturan Emas” karena Yesus mengatakan bahwa itu adalah esensi dari hukum Taurat dan kitab para nabi.

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.Ini artinya, Yesus mau agar kita bertanya lebih dulu kepada diri kita sendiri, apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita, dan kemudian mengambil inisiatif, melakukannya terlebih dahulu kepada orang lain.

Tantangan yang besar bagi kita sebagai pengikut Yesus adalah menjadikan nyata iman kita kepada Yesus. Itu adalah tantangan untuk kita melakukan apa yang Yesus ajarkan dan teladankan. Ini menjadi tantangan besar, karena ajaran Yesus begitu sederhana dan jelas, namun standar yang ditetapkannya begitu tinggi. Akan tetapi, sebagai orang percaya, bukankah kita mengaku: tidak ada yang mustahil bagi orang percaya?

Percaya karena sudah menerima

Yang pertama kita harus ingat adalah, kita percaya kepada Yesus bukan karena kita ingin mendapatkan sesuatu dari Dia. Sebaliknya, kita percaya kepada Yesus karena kita sudah mendapatkan sesuatu dari Dia, yaitu hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Oleh karena kita sudah mendapatkan hidup yang kekal, maka kita mau hidup menurut ajaran dan teladan Yesus, meskipun itu adalah sebuah tantangan yang tidak mudah.

Kita tidak boleh lupa, untuk memberikan hidup yang kekal kepada kita, Yesus datang ke dunia sebagai manusia, dan dalam kemanusiaan yang sempurna Dia menderita sengsara penyaliban dan mati. Apa yang telah kita terima dari Yesus jauh lebih dahsyat daripada tantangan untuk kita hidup sesuai dengan ajaran dan teladan-Nya. Dengan kesadaran penuh akan hal itu Paulus mengatakan Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. (1 Korintus 15:10). Kasih karunia membuat Paulus dengan rela dan sukacita bekerja lebih keras daripada yang lain. Paulus juga mengatakan bahwa hidupnya bukanlah dirinya lagi tetapi Kristus yang ada dalam dia (Galatia 2:19-20).

Syukur akan kasih karunia

Hal berikutnya yang juga tidak boleh kita lupakan adalah, di dalam syukur akan kasih karunia Allah itu, kita ditantang untuk hidup dalam kebenaran meskipun itu menyakitkan, merugikan, dan membuat kita kesepian. Mengapa kita mau menyambut tantangan untuk hidup seperti itu? Karena di dalam Kristus, kita bukan hidup untuk dunia yang fana tetapi untuk upah yang kekal di dalam kerajaan Bapa di surga.

Yesus mengatakan bahwa jalan yang Dia tunjukkan, dan pintu yang Dia pimpin untuk kita masuki, adalah sempit dan sesak. Akan tetapi, jangan takut, Yesus mengatakan juga bahwa Dia adalah jalan (Yohanes 14:6) dan pintu (Yohanes 10:9).

Jadi, bagaimana? Mari hidup sesuai dengan pengakuan iman kita. Mari hidup sesuai dengan jati diri kita, dan biarlah kita menjadi saksi hidup the golden rule itu. Haleluya!

Simak Podcast Injil Matius Di Sini