Matius 16:21-26
Kekristenan dan penderitaan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Misi Yesus ke dunia ini adalah salib. Oleh karena itu, salib adalah realita bagi para pengikut Yesus.
Pernah anda menghindari untuk pergi ke bengkel karena takut kalau si mekanik akan menunjukkan bahwa kendaraan anda bermasalah? Atau pernahkah Anda menghindari pergi ke dokter karena takut akan diberitahu tentang penyakit yang anda derita? Atau pernahkah Anda menghindari pembicaraan yang serius dengan pasangan Anda karena takut akan konsekuensi dari pembicaraan itu?
Kita tidak suka mendapat kabar buruk. Kita juga umumnya akan menghindari perselisihan sebisa mungkin. Akan tetapi, kita tidak bisa menghindari untuk pergi ke bengkel, atau ke dokter, karena itu adalah bagian dari hidup kita. Demikian juga membahas hal yang serius dengan pasangan kita, meskipun tahu konsekuensinya. Kita melakukan itu karena itu adalah hal yang penting untuk dilakukan, meskipun kita mungkin tidak menyukainya.
Dalam firman hari ini, Yesus menyampaikan dengan terus terang puncak dari karyanya di bumi. Dia akan mengalami penderitaan, dan dibunuh, dan kemudian dibangkitkan pada hari yang ketiga. Apa yang Yesus sampaikan ini berbeda sama sekali dengan apa yang dia sampaikan sebelumnya. Ketika Petrus menjawab bahwa Yesus adalah mesias, anak Allah yang hidup, Yesus mengatakan bahwa di atas pengakuan itu, gerejanya akan didirikan. Alam maut tidak akan menguasai gerejanya.
Petrus tidak bisa menerima ketika Yesus mengatakan bahwa dia akan menderita. Petrus sebenarnya menunjukkan kasihnya kepada Yesus. Alih-alih terharu dengan perhatian Petrus, Yesus menghardik Petrus, “Enyahlah Iblis!” Petrus memikirkan apa yang dipikirkan manusia, dan bukan kehendak Allah.
Misi Yesus di bumi adalah kayu salib
Misi Yesus di bumi adalah kayu salib. Yesus melakukan banyak mujizat dalam pelayanannya. Dia menyembuhkan orang sakit, menghibur yang sedih, dan memberi makan yang lapar. Akan tetapi, misinya di bumi adalah mati di kayu salib untuk menebus manusia dari belenggu dosa.
Setiap orang yang percaya kepada Yesus, harus mengikuti ajaran dan teladan Yesus. Oleh karena itu, salib adalah realita bagi setiap pengikut Yesus. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16:24 ITB)
Salib bagi seorang pengikut Kristus tidak bisa dihindari, dan tidak bisa disangkal. Itu adalah bagian dari kehidupannya. Oleh karena itu, bagaimana kita menghadapinya?
Pengikut Kristus hidup menurut panggilannya di dunia ini. Setiap orang yang menjadi murid Kristus, diberikan pekerjaan baik untuk dikerjakan (Efesus 2:10). Dengan meneladani Kristus, kita mengerjakan pekerjaan baik itu.
Pengikut Kristus tidak mengejar kemewahan dunia, karena hidup di dunia ini hanya sementara. Pengikut Kristus tertuju kepada hidup yang kekal. Yesus mengatakan, Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Mat 16:26 ITB)
Kekristenan dan penderitaan tidak bisa dipisahkan. Mengikut Yesus artinya memikul salib dan menyangkal diri. Namun jangan takut. Mengikut Yesus juga artinya hidup yang kekal, dalam kerajaan Bapa yang permai.
Saksikan videonya di sini