Kita dipinggirkan justru ketika kita berbuat adil. Kita disingkirkan justru ketika kita menegakkan kebenaran.
Menjelang malam, Yesus pun datang ke rumah kami. Ah, ini bukan tulisan metafisis atau gaib. Injil Matius mencatat perkataan Yesus: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Akan tetapi, tahukah anda bahwa bagaimana kita mengenal seseorang akan terlihat dari bagaimana kita memperlakukannya? Seperti apa kita menghormati/respek kepada seseorang akan terlihat dari bagaimana kita menyambut dia.
Paulus mengingatkan kepada kita melalui suratnya kepada jemaat di Roma, untuk selalu sadar siapa kita di hadapan Allah. Kita bisa hidup seperti saat ini, dalam kasih karunia, adalah karena kemurahan hati Allah yang mencangkokkan kita, pohon zaitun liar, kepada pohon zaitan sejati.
Hidup apa adanya di hadapan Tuhan seharusnya bukan sesuatu yang terlalu sulit untuk dilakukan, namun kenyataannya tidak banyak yang bisa melakukannya dengan mudah.
Kita mungkin bisa memakai topeng pencitraan di depan manusia, bahkan ketika kita berada di dalam gereja atau pelayanan sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Dia tahu segala sesuatu, terang kebenaran-Nya menyingkapkan semua yang tersembunyi.
Manusia menjadi takut ketika merasakan ada ancaman. Para peneliti menyebutkan ada tiga ketakutan mendasar bagi manusia, ketakutan akan kematian (fear of death), ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui (fear of the unknown), dan ketakutan akan sesuatu yang tidak pasti/tidak dapat dikendalikan (fear of the uncertain/unpredictable).
Dalam kasih karunia kita juga belajar mensyukuri semua hal baik yang Allah kerjakan dalam hidup kita, dan kasih karunia itu akan menjaga kita dari sikap sombong dan tinggi hati.
Natal sebenarnya tidak pantas dirayakan dengan pesta pora. Natal lebih cocok dirayakan dengan tangisan haru di hadapan bayi yang dibungkus kain lampin dan terbaring di dalam palungan itu.
Menarik sekali untuk memperhatikan bagaimana Natal telah menjadi sebuah peristiwa penting dalam kehidupan kita. Tidak mungkin kita melewatkan bulan Desember tanpa Natal. Namun lebih menarik lagi adalah ketika kita memperhatikan bagaimana peristiwa Natal di bulan Desember ini dimaknai dan dirayakan.
Sebuah kata memiliki kuasa, tergantung kepada siapa yang mengucapkan kata itu. Seorang perwira Romawi yang datang kepada Yesus dalam cerita Injil Matius (Mat 8:5-13), mengetahui betul hal itu. Dia meminta Yesus menyembuhkan hambanya, namun Yesus tidak perlu datang ke rumahnya. Yesus cukup mengucapkan “sepatah kata” saja, dan hambanya akan sembuh.
George Bernard Shaw pernah mengatakan bahwa dosa terbesar terhadap kemanusiaan bukanlah dengan membenci mereka, tetapi dengan bersikap tidak peduli. Ketidakpedulian adalah esensi dari sikap tidak berperikemanusiaan.