Markus 5:21-43
Iman tanpa garis batas. Itulah yang ditunjukkan oleh Markus dalam catatan-catatannya tentang tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus selama hidupnya. Ada 18 tanda mujizat yang tercatat dalam Injil Markus.
Bagian kedua dari Markus 5 ini menceritakan dua peristiwa iman yang kontras. Seorang kepala rumah ibadah meminta Yesus datang ke rumahnya untuk mendoakan anaknya yang sakit, dan seorang perempuan yang menjamah jumbai jubah Yesus dengan iman bahwa itu akan menyembuhkannya.
Di masa itu popularitas Yesus sedang berada pada puncaknya. Namun jangan lupa, para pemimpin agama tidak menyukainya. Bagi seorang kepala rumah ibadat seperti Yairus, meminta Yesus untuk mendoakan anaknya adalah sesuatu yang beresiko. Ia bisa dimusuhi oleh para pemuka agama Yahudi. Akan tetapi, Yairus beriman kepada Yesus dan mengambil resiko itu.
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, Yairus diberitahu bahwa anaknya sudah meninggal. Si pembawa pesan mengatakan “”Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Iman bagi kebanyakan orang Kristen, mirip dengan iman keluarga Yairus. Yesus bisa menolong selama anaknya masih hidup. Setelah kematian menjemput, tidak ada harapan lagi. Begitukah?
Maut adalah ketakutan terbesar manusia. Akan tetapi, kuasa Allah tidak dibatasi oleh kematian. Yesus datang untuk mengalahkan kuasa maut. Oleh karena itu, Yesus berkata kepada mereka, “Jangan takut, percaya saja!”
Siapa Yang Menjamah Aku?
Berbeda dengan iman keluarga Yairus, ada seorang perempuan yang sudah menderita sakit pendarahan selama 12 tahun. Di tengah hiruk pikuk orang banyak yang mengiringi langkah Yesus menuju ke rumah Yairus, perempuan ini berusaha menerobos. Ia percaya bahwa dengan menjamah jumbai jubah Yesus saja, ia akan sembuh dari sakitnya.
Penyakit pendarahan adalah penyakit yang najis (Imamat 15). Setiap orang yang bersentuhan dengan perempuan yang menderita penyakit ini pun akan menjadi najis. Perempuan ini mengambil resiko untuk dikecam orang banyak karena imannya kepada Yesus. Ia menerobos kerumunan untuk bisa menjamah jumbai jubah Yesus.
Iman perempuan ini mendatangkan kesembuhan baginya. Yesus merasakan kuasa illahi keluar dari dirinya tanpa ia melakukan sesuatu. Oleh karena itu, ia mengajukan pertanyaan yang terdengar aneh bagi murid-muridnya. “Siapa yang menjamah jubahku?” Di sekeliling Yesus ada begitu banyak orang yang berdesak-desakan. Tentu saja ada yang menyentuh jubahnya.
Iman perempuan ini begitu unik. Ia ‘merebut’ mujizat dengan imannya! Iman yang sulit dipahami namun fakta bahwa itu tercatat di dalam Injil seharusnya menguatkan kita. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.
Seperti apakah iman Anda terhadap Yesus? Iman tanpa garis batas, atau tidak? Yesus menunjukkan kepada kita hari ini. Beriman artinya percaya sepenuhnya, tanpa batasan hukum logika ataupun hukum alam sekalipun. Percayakah Anda?
Saksikan Khotbah Shine Jogja di Youtube